BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan Chevron Pacific Indonesia (disingkat CPI) merupakan anak
perusahaan dari Chevron asal Amerika Serikat yang bertugas mengeksplorasi
minyak yang ada di Riau. Sebelum diambil alih oleh Chevron, perusahaan ini
bernama Caltex Pacific Indonesia. CPI merupakan perusahaan minyak kontraktor
terbesar di Indonesia, yang mampu memproduksi minyak sebanyak 308.523 barel per
hari (bph) dan menyumbangkan sekitar 40 persen produksi nasional.
Perusahaan Chevron Pacific Indonesia memiliki kebijakan
untuk menggunakan sistem sentralisasi untuk mengakomodir semua kebutuhan
material stock dan non stock, untuk dapat mengendalikan arus barang dan
persediaan yang dimiliki oleh tiap-tiap plant mengharuskan perusahaan untuk
memiliki divisi SCM (supply chain management) yang secara keseluruhan mengatur
pembelian, penerimaan barang, penyimpanan hingga pengiriman material ke
pengguna (user). Dalam pengadaan barang yang melibatkan ribuan jenis barang dan
jumlah yang banyak, terdapat kendala
dikala pengguna barang mengajukan permintaan barang ke pusat terhadap suatu
barang, dan permintaan tersebut akan ditindak lanjuti oleh bagian procurement
untuk membeli barang kepada vendor yang menyediakan barang yang dibutuhkan,
dimana dalam mempermudah mengidentifikasi barang dengan ribuan jenis dan fungsi
memerlukan suatu sistem yang dapat memberikan indentitas spesifik terhadap
suatu material yang dikenal dengan coding. Terdapat beberapa tahapan dalam
memberikan sebuah coding terhadap material yang dibutuhkan agar fungsi dan
tujuan pemberian coding yaitu mempermudah perusahaan dalam mengidentifikasi dan
pengawasan material berjalan dengan baik.
Namun dalam
pelaksanaannya terdapat beberapa permasalahan yang timbul dalam kegiatan ini,
yaitu ditemukannya material yang memiliki spesifikasi sejenis mempunyai coding
lebih dari satu dalam data base perusahaan, dimana data dapat diakses oleh
seluruh plant di nusantara yang menyebabkan terjadinya pembengkakan jenis
material yang dapat dilihat dari coding yang dimiliki oleh perusahaan yang
menyebabkan over stock.
Berdasarkan penjelasan
di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan
sebuah karya tulis dengan judul “ANALISIS
FAKTOR–FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA OVER STOCK INDIRECT MATERIAL DI PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA SELAMA
JULI–DESEMBER 2013”
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dipaparkan maka Permasalahan yang terjadi secara garis
besar dapat diidentifikasi sebagai berikut:
- Banyaknya nomor material yang digunakan dalam proses kegiatan produksi dan non produksi di Chevron Pacific Indonesia.
- Kurangnya kesadaran beberapa user dalam melakukan permintaan material dan informasi spesifik material.
- Kurangnya informasi mengenai material baru yang ataupun material pengganti dalam database.
- Kurangnya pengawasan terhadap permintaan material.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan
identifikasi masalah yang telah dibahas di atas penulis membatasi penelitian
pada PT. Chevron Pacific Indonesia
menyangkut faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab over stock indirect material
periode Juli-Desember 2013 di perusahaan tersebut. Dimana indirect material
yang dimaksud ialah material yang merupakan kebutuhan sesaat atau sesekali yang
tidak berhubungan langsung dengan kegiatan produksi. Atau berwujud unit seperti
pompa, engine, AC, lemari es dan sebagainya yang tidak logis untuk dimasukan gudang
(warehouse). Segera dipakai dan bukan merupakan bagian dari unit atau
sparepart.
3. Pokok permasalahan
Berdasarkan batasan
masalah yang telah dikemukakan di atas maka penulis menentukan pokok
permasalahan terjadinya over stock indirect material periode Juli-Desember 2013
di PT. Chevron Pacific Indonesia
berikut:
- Bagaimana perkembangan over stock indirect material di PT. Chevron Pacific Indonesia?
- Apa faktor–faktor penyebab terjadinya over stock indirect material di PT. Chevron Pacific Indonesia?
- Apa akar masalah over stock indirect material di PT. Chevron Pacific Indonesia?
- Bagaimana tindakan dan solusi dari permasalahan terjadinya over stock indirect material di PT. Chevron Pacific Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Tujuan Penelitian
Dalam pembahasan
skripsi ini, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui perkembangan over stock indirect material di PT. Chevron Pacific Indonesia.
- Untuk mengetahui faktor–faktor penyebab terjadinya over stock indirect material di PT. Chevron Pacific Indonesia
- Untuk mengetahui apa akar masalah terjadinya over stock indirect material di PT. Chevron Pacific Indonesia
- Untuk mengetahui tindakan dan solusi dari permasalahan terjadinya over stock indirect material di PT. Chevron Pacific Indonesia
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
Untuk dapat menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai terjadinya over stock indirect material di
PT. Chevron Pacific Indonesia
dan upaya-upaya yang dilakukan untuk
mengatasi masalah tersebut, serta sebagai salah satu syarat kelulusan dalam
program jenjang Sarjana (S1).
2. Bagi Perusahaan
Sebagai masukan, dan
saran kepada PT. Chevron Pacific
Indonesia yang berguna bagi kemajuan perusahaan khususnya dalam hal over
stock indirect material.
3. Bagi lembaga STMT
Trisakti
Sebagai informasi dan
pengetahuan tambahan mengenai faktor-faktor penyebab over stock indirect
material. Sehingga dapat meningkatkan kurikulum dalam bidang akademis. serta
dapat dipergunakan dan bermanfaat sebagai data dokumentasi perpustakaan STMT
Trisakti.
D. Metodologi Penelitian
Untuk mendapatkan hasil
penelitian, penulis menggunakan beberapa alternatif metode, yaitu:
Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Dalam penelitian ini,
jenis data yang digunakan adalah data kualitatif maupun kuantitatif. Adapun
yang dimaksud dengan data kuantitatif dan data kualitatif adalah sebagai berikut:
1) Data kuantitatif yaitu data dari hasil
serangkaian observasi atau pengukuran yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka.
2) Data kualitatif yaitu data dari hasil
serangkaian observasi tidak dinyatakan dalam bentuk angka-angka tetapi berupa
kategori.
Sumber data yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Yang
dimaksud dengan data primer dan data sekunder yaitu:
a) Data Primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari karyawan berupa jawaban terhadap pertanyaan dalam kuesioner.
b) Data sekunder yaitu data yang di peroleh
dari berbagai sumber bacaan yang dapat di pergunakan sebagai dasar penunjang
dalam menganalisis masalah-masalah yang menjadi pembahasan dalam karya ilmiah
ini. Data sekunder diperlukan dengan cara membaca berbagai macam buku yang
berhubungan dengan skripsi ini atau merupakan suatu data pelengkap yang dicari
diluar perusahaan dan dari catatan-catatan perusahaan.
b. Sumber Data
Sumber data yang
penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh melalui data yang diteliti dan dikumpulkan oleh
pihak lain yang berkaitan dengan masalah penelitian.
2. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan SCM PT. Chevron Pacific Indonesia. Sampel adalah beberapa
karyawan dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
3. Teknik Pengumpulan
Data
a. Penelitian lapangan
(field research)
Metode pengumpulan data
dan informasi dengan mengadakan tinjauan langsung ke perusahaan guna mengamati
secara langsung objek yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang akan
dipakai dalam menganalisis topik yang dipilih. Untuk memperoleh data ini, yaitu
melalui:
Pengamatan Langsung
Observasi ini dilakukan
dengan pengamatan dan pencatatan langsung fakta yang dijumpai di tempat objek
penelitian dan data yang diberikan oleh perusahaan.
2. Wawancara
Melakukan wawancara
dengan mewawancarai pihak-pihak yang terkait untuk melengkapi data.
3. Kuisioner
Penulis membuat
beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti
selanjutnya pertanyaan tersebut akan dibagikan kepada para responden dan diisi
oleh para responden di perusahaan yang terkait untuk mengetahui apa saja faktor
penyebab terjadinya masalah tersebut.
b. Penelitian
Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan
ini dimaksudkan untuk mencari, membaca, mencatat dan mengumpulkan bahan bacaan
dari literatur yang terdapat di perpustakaan yang berhubungan dengan topik yang
dipilih, serta data-data dari sumber-sumber tertentu yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
4. Teknik Analisis Data
Untuk dapat mengetahui
faktor yang menyebabkan terjadinya over stock indirect material di PT. Chevron Pacific Indonesia selama
bulan Juli-Desember 2013, maka penulis menggunakan alat analisis diagram sebab
akibat atau fishbone.
Pendekatan Diagram
Sebab akibat ini menurut Vincent Gaspersz (1998:79) adalah “Diagram yang
menunjukan hubungan antara sebab dan akibat.” Diagram tersebut dipergunakan
untuk menunjukkan faktor-faktor penyebab (sebab) penurunan produktivitas dan
karakteristik (akibat) yang disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.
Diagram sebab akibat
ini sering juga disebut sebagai diagram tulang ikan (fishbone diagram) karena
bentuknya seperti kerangka ikan. Diagram ini pertama kali diperkenalkan oleh
Prof. Kaoru Ishikawa dari Universitas Tokyo pada tahun 1953 sehingga dikenal
sebagai Diagram Ishikawa (Ishikawa’s Diagram).
Diagram tulang ikan
atau fishbone diagram adalah salah satu metode/tool di dalam meningkatkan
kualitas. Sering juga diagram ini disebut dengan cause effect diagram.
Sumber: Vincent Gaspersz (2002:107)
Mengenai hal ini Vincent Gaspersz (2002:106-108)
menjelaskan:
Hubungan keterkaitan sebab-akibat telah
mengkategorikan sumber-sumber penyebab berdasarkan prinsip 7M, yaitu:
- Manpower (tenaga kerja): berkaitan dengan kurangnya pengetahuan.
- Machines (mesin-mesin dan peralatan): berkaitan dengan tidak adanya sistem perawatan.
- Methods (metode kerja): berkaitan dengan prosedur dan metode kerja.
- Materials (bahan baku dan bahan penolong): berkaitan dengan tidak adanya spesifikasi kualitas dari bahan baku dan bahan penolong yang digunakan.
- Media (media): berkaitan dengan tempat dan waktu kerja yang tidak memperhatikan aspek-aspek kebersihan, kesehatan dan keselamatan kerja.
- Motivation (motivasi): berkaitan dengan tidak adanya sikap kerja yang benar dan professionalMoney (keuangan): berkaitan dengan tidak adanya dukungan financial
- Money (keuangan): berkaitan dengan tidak adanya dukungan financial
Berdasarkan hal di atas, maka dapat disusun
langkah-langkah solusi masalah yang efektif, yaitu:
a. Mendefinisikan masalah secara tertulis, yang
berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Apa
(What): Apa yang menjadi Akibat Utama (Primary Effect) dari masalah itu?
2) Bilamana (When): Kapan masalah itu terjadi: sewaktu-waktu atau sepanjang
waktu?
3) Di
mana (Where): Di mana masalah itu terjadi: lokasi dalam sistem, fasilitas, atau
komponen?
4) Mengapa (Why): Mengapa anda serius memperhatikan masalah ini, berkaitan
dengan signifikasi dampak masalah itu?
b. Membangun diagram sebab-akibat yang dimodifikasi
(lihat diagram I.1) untuk mengidentifikasi: (a) akar penyebab masalah itu, dan
(b) penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan, namun dapat diperkirakan.
c. Setiap akar penyebab dari masalah dimasukkan ke
dalam diagram sebab-akibat yang mengkategorikan berdasarkan prinsip 7M
(Manpower-tenaga kerja, Machines-mesin-mesin, Methods-metode kerja,
Material-bahan baku dan bahan penolong, Motivation-motivasi, Media-lingkungan
dan waktu kerja, dan Money-dukungan financial yang diberikan), sedangkan
penyebab-penyebab yang tidak dapat dikendalikan namun dapat diperkirakan,
didaftarkan pada diagram sebab-akibat itu secara tersendiri.
d. Mengidentifikasi tindakan atau solusi yang
efektif dengan memperhatikan dan mempertimbangkan:
1)
Pencegahan terulangnya penyebab-penyebab itu.
2)
Tindakan yang diambil harus berada dibawah pengendalian kita.
3)
Pencapaian tujuan strategis dan target yang ditetapkan.
e. Setiap tindakan perbaikan seyogyanya didaftarkan
ke dalam rencana tindakan (action plan)
yang memuat secara jelas setiap tindakan perbaikan atau peningkatan, mengikuti
prinsip 5W-2H yang artinya:
1) What–
apa tindakan peningkatan yang diajukan?
2) When–
bilamana tindakan peningkatan itu akan dimulai diterapkan?
3) Where– dimana tindakan peningkatan itu akan diterapkan?
4) Who–
siapa yang akan bertanggung jawab terhadap implementasi dari tindakan
peningkatan itu?
5) Why–
mengapa tindakan peningkatan itu yang diprioritaskan untuk diterapkan?
6) How–
bagaimana langkah-langkah dalam penerapan tindakan peningkatan itu?
7) How
Much– berapa besar manfaat yang akan diterima dari implementasi tindakan
peningkatan itu dan berapa besar pula biaya yang harus dikeluarkan untuk
membiayai implementasi dari tindakan peningkatan itu? (Vincent Gaspersz.
2002:106-108).
Berdasarkan hal di atas, Vincent Gaspersz
(2002:106-108) menjelaskan dapat disusun langkah-langkah solusi masalah yang
efektif, yaitu:
Mendefinisikan masalah secara tertulis.
Membangun diagram sebab-akibat yang dimodifikasi
(lihat diagram I.1).
Setiap akar penyebab dari masalah dimasukkan ke
dalam diagram sebab-akibat.
Mengidentifikasi tindakan atau solusi yang efektif.
Menerapkan atau melakukan implementasi terhadap
solusi atau tindakan-tindakan yang diajukan tersebut.
Diagram tulang ikan terdiri dari permasalahan utama
dan penyebab utama. Jadi, penyebab utama dihubungkan dengan permasalahan utama
melalui cabang utama. Tiap cabang utama memiliki cabang-cabang penyebab yang
lebih kecil dimana tiap cabang memiliki hubungan dengan penyebab utama dan memiliki
rangkaian penyebab yang lebih spesifik.
Dalam mengidentifikasi akar permasalahan, penulis
hanya terfokus menggunakan satu komponen dari 5 komponen (five w keys), yaitu
why untuk mengetahui dampak dari permasalahan yang muncul dari setiap kegiatan.
E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi penulis menulis menjadi 5
(lima) bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II. LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan diuraikan tentang definisi dan
teori-teori yang berhubungan dengan pokok bahasan skripsi ini seperti
Manajemen, Supply Chain Management, Manajemen Logistic, Pengadaan, Pembelian,
Manajemen Persediaan, Over Stock, Kodefikasi, Persediaan Surplus, serta metode
analisis fishbone.
BAB III. GAMBARAN UMUM PT. Chevron Pacific Indonesia
Pada bab ini berisi mengenai gambaran umum
perusahaan yaitu sejarah singkat PT. Chevron
Pacific Indonesia, struktur organisasi dan manajemen serta
kegiatan perusahaan.
BAB IV.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini kan menganalisa perkembangan over
stock indirect material, penyebab terjadinya over stock indirect material,
serta tindakan dan solusi atas akar penyebab terjadinya over stock indirect
material di PT. Chevron Pacific
Indonesia.
BAB V. PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir, dalam bab penutup
ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran-saran PT. Chevron Pacific Indonesia yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar